Tips yang sangat bermanfat dengan Rating 5/5 dari 2 Review pembaca
Antisipasi dan Terapi Serangan Asma
Bila gejala-gejala asma terasa segera hubungi pihak medis untuk pemeriksaan. Bahkan jika anda tidak tahu apakah anda memiliki asma, tidak ada salahnya melakukan cek up untuk mengetahui kondisi kesehatan tubuh anda sendiri.
Setelah anda menemui dokter, dokter akan segera melakukan spirometri untuk memeriksa sebagaimana bagus paru-paru anda bekerja. Spirometri adalah tes fungsi paru-paru yaitu mengukur seberapa banyak udara yang dapat anda hirup dan anda keluarkan saat melakukan pernafasan. Dengan hasil ini diharapkan dokter akan mengetahui apakah anda memiliki asma, jika ya, sudah seberapa parahkah kondisinya. Jika anda ternyata positif asma, selanjutnya dokter akan melakukan tes alergi untuk mengungkapkan alergi yang anda miliki yang bisa memicu serangan asma sebelum dokter memberikan solusi pengobatan dan terapi kepada anda.
Bagi anda yang memiliki asma, menghindari faktor pemicu gejala asma adalah langkah pencegahan yang cerdas sebelum asma menyerang anda. Misalnya perhatikan cuaca sebelum bepergian, apakah di luar terlalu dingin, apakah banyak kabut asap dll itu perlu anda perhatikan. Saat di dalam rumah pastikan anda juga memperhatikan faktor-faktor pemicu alergi, seperti jika anda alergi terhadap bulu kucing, alergi debu dsb. Selain itu jangan abaikan untuk menjaga kebersihan rumah anda.
Pun jika anda benar-benar tidak dapat menghindari pemicu asma seperti alergi terhadap pemicu alergi tertentu, anda dapat meminta apa yang disebut suntikan alergi dari dokter atau dari ahli alergi misalnya suntikan alergi terhadap kecoa dapat membantu tubuh anda tidak mudah terpengaruh saat makan makanan yang dapat memicu alergi seperti cokelat, keju, selai kacang dll. Karena di dalam makanan tersebut juga ditemukan partikel kecoa. Dengan suntikan alergi yang tepat karenanya dapat memperkecil gejala asma anda.
Ini tidak mungkin bagi anda untuk menghindari semua faktor pemicu asma. Oleh karena itu sebagian penderita asma akan menggunakan pengobatan jangka panjang seperti Kortikosteroid Inhalasi. Ini adalah semacam obat hirup untuk mengurangi peradangan pada saluran pernafasan dan untuk mengurangi iritasi saluran nafas karena udara sekitar. Untuk kasus asma yang masih menyerang setelah menggunakan pengobatan seperti Kortikosteroid Inhalasi, penderita asma dapat memakai short-acting beta 2 agonists untuk pengobatan yang bereaksi secara cepat saat asma tiba-tiba menyerang. Pengobatan dengan short-acting beta 2 agonists ini akan dengan segera merilekskan otot saluran pernafasan anda dan memulihkan kembali fungsi aliran udara menuju paru-paru.
Dengan berbagai wawasan penanganan penyakit asma ini semoga dapat membantu anda menerapkan strategi dalam menjaga gaya hidup anda untuk menghindari dan memperkecil faktor-faktor pemicu serangan asma, dan solusi terbaik jika gejala asma semakin memburuk. Tentunya akan lebih bijaksana jika anda duduk bersama dengan dokter anda untuk membahas masalah ini.
Sebelumnya: Gejala Asma
No comments:
Post a Comment